Jumat, 20 Mei 2011

Agar Hati Lapang

Agar Hati Lapang
Kebahagaiaan, kesenangan dan keberhasilan adalah impian setiap manusia, segala cara ditempuh agar hal tersebut tercapai, sebagian mengartikannya bahwa kebahagiaan itu ya dengan harta-benda, anak dan isteri dan lain-lain.

Permasalah hidup yang menimpa kita sekarang ini kebanyakan cenderung membawa pada kesedihan, kegundahan dan kebingungan dan lain sebagainya karena orientasinya bersifat duniawi seperti yang disebutkan tadi. Agama yang merupakan jaminan seseorang itu bahagia mulai ditinggalkan ditambah dengan pihak-pihak yang hasud terhadap masyarakat islam dan sengaja agar islam terpuruk dengan membuat berbagai propaganda gerakan pendakalan ilmu, munculah tuduhan bahwa agama adalah penghalang kemajuan modern, ilmu agama sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan modern, bahkan adanya pembagian ilmu agama dan ilmu umum pun merupakan hasil rekayasa belaka mereka agar umat islam meninggalkan perkara agamanya dan berlomba-lomba dengan ilmu umum yang arahnya mensejahterakan hidup padahal kita tau bahwa ilmu semuanya dari Allah tidak ada perbedaan antara ilmu agama dan ilmu umum, hanya saja ada ilmu yang bersifat Asasi (dasar) dan Idlofi (tambahan). Kestresan mulai melanda manusia, kebingungan di sana sini kerap terjadi, kesesedihan terus menerus mengikat, dan kegundahan hati seakan-akan tidak ada putusnya. Dunia yang selama ini di idam-idamkan tidak mampu mengembalikan keharmonisan keluarga yang sudah mulai retak, berbagai macam penyakit berbahaya banyak bermunculan bahkan banyak diantara penyakit itu tidak ada obatnya, kalau sudah begitu apa artinya dunia? Jauh-jauh hari Rasulallah sudah berpesan Bahwa: “Dunia adalah pangkal dari segala kerusakan”. Padahal kalau kita ingin mengevaluasi di situ akan terdapat kesimpulan bahwa kebahagian yang bersifat duniawi tidak ada yang kekal karena kehidupan dunia ini hanya bersifat sementara dan berbentuk grafik yang secara otomatis kebahagian itu juga akan silih berganti antara datang dan pergi, berbeda halnya dengan kehidupan setelah mati yang semuanya abadi, sekali bahagia seterusnya bahagia begitu juga sebaliknya.

Problem hidup kian hari kian meningkat, belum selesai masalah yang satu muncul lagi masalah yang baru, belum selesai dengan sebuah musibah datang lagi musibah yang baru permasalahan pun menjadi komplek dan tak ada jalan penyelesaiannya, dengan kekomplekan tersebut strespun melanda semua lini tua-muda, kaya-miskin, pemerintah-rakyat seakan-akan tidak ada yang benar bahkan terkadang ada diantara kita yang terbesit dalam hatinya “saya ini benar atau salah ya? Yang benar itu kayak apa sih?”. Hingga akhirnya orang yang sabar dan murah hatinya pun menjadi bingung, sesuai dengan sabda Rasulallah :
     ستكون فتن حتى يكون الحليم حيران
Akan datang suatu (masa) fitnah sampai orang yang sabar dan murah hatinya pun kebingungan.
Kembali lagi pada akar permasalah bahwa gemerlap dunia adalah penyebab utamanya terjadinya kebingungan hingga pada taraf stres, berlanjut lagi menjadi frustasi hingga akhirnya defresi, termasuk pangkal dari permasalah itu adalah menganggap diri paling benar yang lain salah tanpa ada toleransi atau merasa bahwa diri ini adalah orang yang paling berat mendapat cobaan dan yang paling tertekan. Atau bisa juga orang itu lebih mendekat pada hal-hal kemaksiatan, lebih dekat pada hal-hal yang dimurkai Allah. kalau sudah begitu sunnatullah berjalan siapa yang berbuat dia yang bertanggung jawab dan muncullah ujian-ujian tadi. Allah menciptakan dunia memang sebagai batu loncatan menuju akhirat, sifatnya yang sementara justeru menjadi tempat yang sangat menentukan bagi manusia akan tempatnya yang abadi kelak di akhirat. Oleh sebab itulah kita tinggal memilih hidup bahagia tapi di akhirat rugi atau sebaliknya, atau di dunia bahagia dan akhirat bahagia, tentunya kita akan memilih yang terakhir, apakah hal itu mungkin? Jawabannya sangat  mungkin karena terkait firman Allah:
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
Wahai Tuhan kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari siksa Neraka
dengan ayat ini ada suatu harapan yang jelas bahwa seseorang itu bisa bahagia di dunia dan di akhiratnya. Maka di sini islam mengajarkan beberapa tips agar tidak gampang tersinggung, sempit dada, tidak legowo dan lain-lain.

Sebab-Sebab Kelapangan Dada (Hati):
Sebagai standar umum adalah surat Alam Nasyroch
1.        Tauhidullah
Tauhidullah mengesakan Allah adalah hal yang sangat penting ketika dilanda musibah, satu catatan penting bahwa Allah sangat benci ketika ada seorang hambanya menyekutukan diri-Nya maka orang-orang kafir itu adalah orang yang paling dibenci Allah dan kekafiran itu sendiri adalah dosa paling besar sampai-sampai amal baik si kafir bagi Allah tidak tercatat. Namun ada juga bentuk menyekutukan Allah tapi tidak sampai pada tingkat kafir yaitu Riya’ yang disebut dengan syirik kecil, dan barangkali juga kemurkaan Allah itu datang karena sibuknya kita dengan perkara-perkara yang tidak berbuhubungan dengan Allah dan mulai melupakan-Nya otomatis Allah juga melupakannya. Maka Tauhidullah adalah salah satu bentuk memahami bahwa segala sesuatu dari Allah dan harus kembali pada-Nya dan lapanglah dada seseorang tersebut, gampangannya jika mendapat nikmat Alhamdulillah jika mendapat musibah Inna lillah yang pada dasarnya dua kalimat ini walaupun berbeda mempunyai satu maksud yaitu mengembalikan semua perkara pada Allah, kalau sudah kembali pada Allah maka Allah juga yang mengurus, begitu juga musibah yang datangnya dari Allah salah satunya disebabkan oleh kesalahan kita maka jalan keluarnya kembali lagi pada Allah.

2.        Menyibukkan Diri Dengan Mencari Ilmu
Menuntut ilmu adalah hal yang wajib bagi setiap muslim, dari mulai lahir sampai ia mati. Terkait dengan menuntut ilmu adalah adanya suatu ikatan yang kuat antara ilmu dengan agama yang menjadi sumber dan standar hidup ini, karena ilmu seorang hamba akan tau batasan-batasan yang menjadi pedoman agama itu sendiri dengan begitu seseorang bisa menyelamatkan diri dari hal-hal yang menjadikan Allah murka, selain itu juga akan terjallin suatu ikatan antara guru dengan murid yang keduanya saling melengkapi karena menuntut ilmu tanpa guru justru akan membawa manusia mudah terbawa oleh tipu daya setan, mencari guru juga harus yang jelas karena jangan-jangan salah guru menjadi tersesat, maka dengan adanya ikatan antara guru dengan murid akan terjalin suatu hubungan saling mengingatkan, tentunya jika bagi seorang murid mengingatkannya dengan adab. Dengan berlangsungnya jalinan itu si murid bisa curhat pada gurunya tentang permasalahannya bahkan dengan mengaji atau mencari ilmu uneg-uneg yang selama ini terpendam akan terjawab dengan sendirinya hatipun akan menjadi lapang.

3.        Beramal shaleh
Setiap insan bertanggung jawab atas amalnya, dan di dalam amal shaleh itu ada beberapa hal 1) menjadi cahaya di dalam hati 2) menjadikan wajah cerah 3) menjadikan rizki lancar 4) menjadikan diri dicintai setiap makhluk. Bicara amal shaleh akan selalu ada hubungannya dengan Tuhan dan Saudaranya yang sifatnya menyenangkan, entah itu yang membuat Allah senang – yang mana hal ini merupakan nilai paling penting seseorang itu bahagia di dunia dan di akhirat - ada  pula yang bersifat menyenangkan orang lain. Tindakan menyenangkan orang lain itu terkait dengan Takhalluq Bi Akhlaqillah (berakhlak dengan akhlaknya Allah) yaitu Ar-Rahman Ar-Rahim yang sering kita baca yaitu Bismillahirahmanirrahi, secara otomatis orang yang beramal shaleh akan selalu lapang dadanya karena tindakannya selalu menyenangkan orang lain, senangkanlah orang lain maka Allah akan menyenangkannmu.
     
4.        Hidup pada harimu itu
Ada sebuah syair
ما مضى فات والمؤمل غيب         ولك الساعة التي أنت فيها
“Yang telah berlalu telah hilang, masa depan adalah misteri * dan bagimu adalah waktu yang kamu ada pada saat itu”
Dalam bahasa indonesia dikenal dengan ungkapan “yang berlalu adalah kenangan, masa depan adalah misteri dan sekarang adalah kenyataan. Kerjakanlah segala sesuatu secepat mungkin karena lebih cepat lebih baik selama hal itu positif. Masa lalu biarlah berlalu tidak usah bersedih karena kenangan yang pahit, masa lalu diciptakan Allah agar menjadi pelajaran dan pengalaman bagi kita, semakin banyak belajar dari pengalaman semakin baik masa depan kita. Dikatakan dalam sebuah peribahasa “orang yang tidak mempunyai masa lalu ia tidak akan bisa menghadapi masa depan”. Banyak orang hidup dalam lamunan mereka selalu berandai-andai sehingga hari-harinya terbuang dengan percuma dan sia-sia jadilah ia orang yang thulul amal (panjang angan-angannya), yang mana hal ini menyulut datangnya malas, bosen, dan bingung yang terkadang ia sendiri tidak tau  apa yang membingungkannya. Maka hiduplah pada hari ini kerjakanlah sekarang selama itu positif tidak usah menunggu besok, dengan begitu engkau akan mempunyai harapan akan apa yang engkau kerjakan saat ini dikemudian hari.
     
5.        Tidak adanya perasaan tertekan
Memahami konsep tidak adanya perasaan tertekan adalah dengan meyakini bahwa segala sesuatu yang menimpa kita pasti bisa kita hadapi sesuai firman Allah. Dan terkadang Allah menguji seseorang itu karena Allah sayang dan memilihnya.

6.        Menjauhi maksiat dan larangan-larangan
Sesungguhnya didalam perbuatan maksiat terdapat satu titik kekotoran yang selalu datang, keresahan yang tidak pernah mau pergi serta kegelapan yang menyelimuti, dan hal yang maklum kalau maksiat itu sendiri adalah pangkal datangnya murka Allah dan orang yang menjauhinya akan selalu dilapangkan dadanya oleh Allah.   

7.        Menjauhi memperbanyak perkara boleh (banyak bicara, banyak makan, banyak minum, banyak tidur, banyak pergaulan...)
 Hal yang dimaklumi juga memperbanyak hal-hal yang diperbolehkan seperti bicara, makan, minum, tidur dan pergaulan juga akan mengundang kegelisahan itu terkait dengan hal yang berlebihan yang mana Allah tidak menyukai hal yang berlebih-lebihan.

Dalam kitab An Nujum Az Zahirah Li Salik Thariq Al Akhirah, karya habis Zein Bin Ibrahim Bin Smith, disebutkan sebuah amalan dari Habib Ja’far Bin Ahmad Al-Aydrus bagi orang yang hatinya merasa sempit. Caranya meletakkan tangan kanan pada bagian badan sebelah kiri dibagian dada, lalu membaca surat Alam Nasyroch Laka Shadrak Sampai Akhir Surat, sekurang-kurangnya tiga kali atau tujuh kali, dan amalan ini juga bisa dibaca rutin setelah shalat shubuh.
   "Tulisan ini Boleh disebar luaskan Tapi tetap mencantumkan sumber"


            
        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar